Pameran Alkes di Semarang, Sekda Jateng: Ajang Promosikan Alkes Buatan Dalam Negeri

logo
2022-06-29 Author | PT. Symmex Indonesia

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan terus mendorong upaya produksi alat kesehatan (Alkes) buatan dari dalam negeri. Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno saat menghadiri acara Pameran Alat Kesehatan dan Talk Show Kemandirian Alkes: Realisasi atau Ilusi yang digelar Perkumpulan Organisasi Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Indonesia bertempat di Hotel MG Setos Semarang, Senin (27/6/2022). Menurut Sekda, pameran ini sangat penting untuk mempromosikan alkes yang diproduksi oleh produsen dari dalam negeri. Pemerintah akan terus mendorong pemenuhan alkes dengan produk dalam negeri karena selama ini didominasi produk-produk impor. “Ajang ini penting untuk mengenalkan produk yang sudah diproduksi dalam negeri karena selama ini kurang sosialisasi. Ini juga bisa menjadi bussiness matching antara produsen, distributor dan user terutama rumah sakit atau Puskesmas,” terangnya, disela-sela acara. Dikatakan Sekda, pemerintah juga telah memberikan ketetapan terkait pengadaan barang dan jasa sebesar 40 persen dari total anggaran pemerintah daerah. Pihaknya juga selalu melaporkan ke pemerintah pusat untuk besaran serapan anggaran atas pemenuhan produk dalam negeri ini. “Tidak hanya alkes, tapi juga produksi obat dari dalam negeri. Masak tempat tidur pasien saja harus impor?,” imbuhnya. Sumarno secara bangga juga mengapresiasi inovasi produk alkes hingga pembuatan kaki palsu, tangan robotic dan juga bed dari dalam negeri dengan komponen lokal. “Bahkan untuk produksi tangan robotik sudah dimanfaatkan melalui BPJS Ketenagakerjaan yang sangat inovatif dan bermanfaat. Jika memang ada bahan baku yang masih impor, setidaknya komponen lokalnya bisa ditingkatkan prosentasenya,” terangnya. Wakil Rektor IV Undip Prof Ambariyanto menegaskan, selama ini pihaknya selalu melakukan kerjasama penelitian dengan rumah sakit yang membutuhkan alat tertentu. Adapun pendanaan, berasal dari banyak pihak termasuk dari Undip yang menyiapkan dana riset hingga Rp 100 miliar per tahun. “Adapun peran rekan-rekan Gakeslab ini adalah sebagai hilirasi hasil riset perguruan tinggi. Kami yang mengembangkan risetnya, Gakeslab yang memasarkan dan memproduksi secara massal,” imbuhnya. Prof Ambar mengakui, dengan memanfaatkan komponen lokal, biaya produksi alat kesehatan ini bisa jauh lebih murah. “Misalkan kita lihat tadi tempat tidur, ternyata semua impor. Padahal sangat mungkin kita buat sendiri dengan komponen lokal dengan TKDN yang lebih banyak karena paling hanya masalah mekanik bukan inovasi khusus yang butuh elektronika khusus,” pungkas Prof Ambar. (HS-06)